PELATIHAN MENULIS CERPEN

         PELATIHAN MENULIS DI MEDIA 


Tadris IPS Aktif, Kreatif dan Amanah


PELATIHAN MENULIS DI MEDIA 

Pada tanggal 08 Maret 21 M / 24 Rajab 1442 H. Salah satu program Studi Tadris IPS yg bergerak di dunia pendidikan telah menyelenggarakan Webinar Pada pukul 13:30-15: 10 secara daring melalui ruang Zoom Meet dengan Tema " PELATIHAN PENULIS DI MEDIA." yang mana berkerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Tadris IPS ( HIMTAS ). 

Dalam acara webinar di hadiri oleh mahasiswa/i Tadris IPS serta koordinator program Studi, ustadz Asnan Purba, Lc. M.Pi.I. Sekertaris program Studi, Bapak Fadli Suko Wiryanto M.Si. dan dihadiri oleh Redaktur Republik. ac.id seorang jurnalis yakni, Bapak M. Nasih Nashrulloh selaku pembicara pada acara webinar. kemudian di hadiri juga oleh beberapa karyawan Tazkia dan salah satu Bapak dari Universitas Erlangga yaitu Bapak Asep Maulana.

Acara Webinar ini di moderatori oleh Raudatul Jannah lie selaku Mahasiswi Tadris IPS angakatan 18. Pada awal webinar sebelum materi di mulai, Mederator memberikan kesempatan kepada Ustadz Asnan Purba,Lc.M.Pi selaku Koordinator Prodi untuk memberikan sambutan.
Inti atau isi sambutan yang di sampaikan oleh Ustadz Asnan Purba,Lc.M.Pi selaku Koordinator prodi, Kerena program studi Tadris IPS yang mana pergerak di dunia pendidikan ekonomi syariah maka dengan itu tujuan diadakan webinar dengan tema" Pelatihan menulis di media." Agar lulusan Tadris IPS mampu mengedukasikan ekonomi syariah melalui media, lebih tepatnya lagi bagaimana mana menjadi seorang Jurnalistik.Sehingga dengan begitu mahasiswa Tadris IPS mampu mendakwahkan ekonomi syariah deng

an mengedepankan kemudharatannya kepada Islam.

Selanjutnya Sahlan Abbas selaku Ketua Himpunan Mahasiswa Tadris IPS ( HIMTAS ) memimpin slogan / motto Tadris IPS yang kemudian diikuti oleh forum Webinar.
Selanjutnya dilanjuti dengan Penyampaian materi yang di sampaikan langsung oleh Bapak M.Nasih Nashrulloh.

 Diawal penyampaian materi ia menyampaikan dalam bentuk sebuah pertanyaan bahwa, mengapa kita saat ini berada di era yang postrut yang kebenarannya itu semakin buram? Padahal kebenaran itu bersifat Absolut/mutlak . Kemudian ia menjawab, Bahwa dengan adanya "media" orang bisa saja menapi kompetensi artinya Bahwa orang yang tidak memiliki spesialisasi dalam suatu bidang ia bisa saja turut ikut membicarakan suatu hal yang bukan bidangnya apalagi dengan adanya media. dari sinilah yang dimaksud Bahwa kebenaran bisa semakin buram.

Pada penyampaian materi ia juga mengatakan bahwa ada empat komponen yang ada dalam dunia jurnalistik yaitu, informasi, penyusunan informasi, penyebarluasan informasi dan media massa. Kemudian ada juga beberapa hal yang harus di perhatikan dalam dunia jurnalistik atau pembuatan berita diantaranya, aktualisasi, unsur 5W +1H dan informatika yang singkat padat dan jelas. 
Kemudian di akhir webinar ada dua mahasiswa tadris IPS dan juga bapak Asep Maulana dari universitas Erlangga menanyakan terkait jurnalistik itu sendiri..
Pertanyaan yang menarik dari salah satu mahasiswi tadris IPS angakatan 18 yaitu Dewi Sartika.
hal paling menarik/ menyenangkan menjadi Seorang jurnalistik itu apa ? Dan bagaimana jika seorang jurnalis membuat kesalahan dalam berita yang sudah di upload atau sebarluasakan dan itu sudah dibaca ? Tanya Dewi Sartika. 80% menjadi seorang jurnalistik sangatlah menarik/menyenangkan karena jurnalistik/ wartawan adalah dunia wawasan dengan begitu kita akan memiliki Banyak jaringan sehingga dapat memberikan kebermanfaatan kita sebagai seorang jurnalis/ wartawan. Jawab Bapak M.Nasih Nashrulloh. Kemudian terkait kesalahan dalam pembuatan berita. Jika terjadi kesalahan dalam pembuatan berita kita masih dapat menguntungkan, kita bisa saja mengubah berita jika berita itu di upload di media online.Tapi, kalau berita itu disebarluaskan dengan cara di cetak maka kita sebagai jurnalis mempertanggungjawabkan hal tersebut. Jawab, Bapak M. Nasih Nashrulloh.

Kemudian sudut pandang seperti apa yang kita gunakan ketika menulis berita apakah pro atau kontra? Tanya bapak Asep Maulana. 
Seorang jurnalistik/wartawan dalam pembuatan berita itu tidak menggunakan sudut pandang pro atau kontra, ia berada di Posisi netral.Jawab Bapak M. Nasih Nashrulloh. 

Di akhir acara pembacaan doa yang dipimimpin oleh Raudatul Jannah lie, Mahasiswi Tadris IPS selaku moderator di acara webinar.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Koordinasi Program Kerja HIMTAS Masa Amanah 2022/2023 dengan Prodi Tadris IPS IAI Tazkia

MENJADI PEMIMPIN YANG AKTIF KREATIF DAN AMANAH

URGENSI PENDIDIKAN DI KALANGAN MASYARAKAT MARGINAL