ISU KRITIS PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN IPS DI MASA PANDEMI DAN PASCA PANDEMI COVID-19

           ISU KRITISPEMBELAJARAN 
 DANPENILAIAN IPS DI MASA PANDEMI 
      DAN PASCA PANDEMI COVID-19


Tadris IPS Aktif Kreatif dan Amanah
 
   Pada hari Jum'at tanggal 25 Juni 2021 yang bertepatan dengan tanggal 15 Dzulqadah 1442 H, Alhamdulillah Prodi Tadris IPS Pendidikan Ekonomi Syariah mengundang salah satu Dosen tamu yaitu Dr. Ratna Puspitasari, M.Pd. yang merupakan Dosen Tadris IPS IAIN Syekh Nurjati Cirebon. Dan dihadiri oleh mahasiswa Institut Agama Islam Prodi Tadris IPS Konsentrasi Pendidikan Ekonomi Syariah. Beliau menyampaikan materi yang membahas tentang Konsep Dasar IPS, dengan topik yang spesifik yaitu "Isu Kritis Pembelajaran dan Penilaian IPS di Masa Pandemi dan Pasca Pandemi Covid-19" kemudian acara tersebut langsung dibuka oleh Dosen Konsep Dasar IPS Institut Agama Islam Tazkia yaitu Bapak Syamsul Hadi, M.Si kemudian dilanjutkan membaca Quran 5T surat Al Baqarah Ayat 133. Dan terdapat sambutan dari Bapak Syamsul Hadi, M.Si.
     Setelah itu dilanjutkan penyampaian materi yang dibawakan oleh Dr. Ratna Puspitasari, M.Pd. Beliau menyampaikan bahwa pada pandemi saat ini sistem Pendidikan yang awalnya offline menjadi online, dimana sistem pembelajaran dilaksanakan dirumah dengan model daring, difasilitasi teknologi, dan dengan pembelajaran plural. Karena sistem pembelajaran yang online ini, seorang guru IPS harus mempunyai kesiapan untuk menghadapinya. Beliau menyampaikan bahwa seorang guru atau dosen harus mempunyai 4 kompetensi yaitu 
Pertama, Kompetensi Pedagogik, yaitu Keterampilan guru yang bisa mengelola suatu proses pembelajaran, 
Kedua, Kompetensi Individual, yaitu berkaitan dengan karakter personal, Ketiga, Kompetensi Profesional, yaitu kemampuan yang harus dimiliki supaya tugas-tugas keguruan diselesaikan dengan baik, Dan yang 
Keempat yaitu Kompetensi Sosial, yaitu berkaitan dengan keterampilan komunikasi, bersikap, dan berinteraksi secara umum. 

Beliau menyampaikan bahwa Tantangan Belajar di Era Pandemi ada 5 yaitu :
1. Pandemi covid-19 membuat semua kesulitan dan terpaksa sehingga kita memulai pembelajaran melalui teknologi dengan cara unik dengan metode pembelajaran jarak jauh atau PJJ dalam sistem jaringan atau daring. Kendati terpaksa hal ini membuat roda inovasi menjadi lebih cepat. 
2. Pembelajaran online ini membuat kita sulit tetapi menjadikan kita lebih terbuka, orang tua murid mencoba coba membuka aplikasi baru. 
3. Terjadi inovasi, melibatkan siswa dengan guru, siswa dengan guru, siswa dengan siswa, guru dengan orang tua dan orang tua dengan guru
4. Empati baru guru menyadari pentingnya peran orangtua berkontribusi menyukseskan pendidikan anak. Selain itu, orang tua menjadi sadar betapa sesungguhnya tugas guru dalam mendidik anak-anak mereka tidaklah mudah .
5. Pandemi memberi kesempatan kepada kita mendapat pembelajaran dari covid 19 serta memetik hikmah atas peristiwa yang terjadi untuk kita dapat keluar dari zona nyaman. 
    Beliau menyampaikan juga untuk Mencapai suatu Kemerdekaan dalam Belajar ada beberapa hal yang harus di kuasai, yaitu Kreatifitas, Teknologi, Inovasi, dan Kolaborasi. Beliau juga menyampaikan Model Pembelajaran Daring secara Elektronik ada 6 yaitu :
1. Discovery-Inquiry Rangkaian kegiatan belajar yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
2. Flipped classroom Pembelajaran yang membalik metode tradisional di mana materi biasanya diberikan pada proses pembelajaran tetapi materi diberikan sebelum proses pembelajaran.
3. Project based learning Pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada pendidik untuk mengelola pembelajaran di kelas dengan melibatkan kerja proyek.
4. Blended learning dengan blog Pembelajaran yang menggunakan blog untuk mencapai tujuan pendidikan.
5. Berbasis game Pembelajaran yang menggunakan permainan atau game digital untuk tujuan pembelajaran.
6. Self organized learning environments (sole) Pembelajaran yang menitikberatkan proses pembelajaran mandiri dengan memanfaatkan internet dan perangkat pintar yang dimilikinya.
Selain itu beliau menyampaikan Cara untuk Mengatasi Kendala Belajar Daring yaitu :
Pertama, sekolah mengirimkan guru ke rumah siswa selama pembelajaran jarak jauh atau belajar daring. 
Kedua, masih banyak siswa yang tak memiliki gawai yang mampu mendukung fitur video conference. 
Ketiga, Teknis home visit oleh guru diserahkan ke masing-masing sekolah, di mana guru ditugaskan ke rumah siswa yang tidak memiliki gawai. 
Keempat, Guru memberikan materi dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Kelima, Siswa dipinjamkan alat penunjang belajar. 
Keenam, Sekolah bisa menganggarkan biaya kuota internet untuk siswa yang tidak mampu dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). 
Ketujuh, Para siswa yang tidak mampu dan tidak memiliki alat pendukung belajar daring diberi modul yang dikirimkan ke rumah masing-masing siswa. 
Dan terkakhir, Relaksasi kurikulum bagi setiap guru dengan dibolehkan tidak mencapai target yang dibuat sebelumnya, misal C1-C6 maka boleh diturunkan. 
Beliau juga menyampaikan 4 Dimensi PIPS yaitu Dimensi Pengetahuan (Knowlegde), Dimensi Keterampilan, Dimensi Nilai/Value, dan Dimensi Tindakan. Beliau juga menyampaikan Konsep Pengembangan Guru Berjenjang yaitu Introduction Training, Pembinaan Akademik dan Keislaman, English Course, Coaching System dan Penilaian, dan Pelatihan Internal dan Eksternal.

Setelah pembahasan materi selesei dilanjutkan sesi tanya jawab. kemudian dilanju dengan sesi dokumentasi. Lalu ditutup dengan istighfar dan doa kafaratul majelis.
Wassalamu'alaikum wr,wb.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Koordinasi Program Kerja HIMTAS Masa Amanah 2022/2023 dengan Prodi Tadris IPS IAI Tazkia

MENJADI PEMIMPIN YANG AKTIF KREATIF DAN AMANAH

URGENSI PENDIDIKAN DI KALANGAN MASYARAKAT MARGINAL